PERKEMI KOTA LHOKSEUMAWE
Jumat, 26 Februari 2016
Kamis, 25 Februari 2016
* Dasar Shorinji Kempo
Istilah-Istilah dalam Shorinji Kempo (Dasar)
1. “Osu" Diucapkan dengan intonasi yang agak cepat, sehingga hurup U di akhir kata nyaris tak terdengar. Sehingga bagi telinga kita, terdengar seperti bunyi “Oss” atau “Osh.” "Osu" secara harfiah berarti iya, baik (tanggapan atas suatu perintah).Jika diteruskan kira-kira, "iya/baik saya kerjakan". Osu berkembang menjadi makna yang lebih dalam yaitu kesiapan atau ketahanan mental sorang praktisi kenshi/kempo menghadapi ujian yang berat baik saat latihan atau dalam hidup kesehariannya.
Osu juga berarti rasa terima kasih. Yang lebih penting hormat seorang junior pada senior (sangat terlihat di Jepang).Osu juga berarti rasa terima kasih. Yang lebih penting hormat seorang junior pada senior (sangat terlihat di Jepang).
2. Hitungan :
a. Ichi : satu
b. Ni : dua
c. San : tiga
d. Shi : empat
e. Go : lima
f. Roku : enam
g. Shichi : tujuh
h. Hachi : delapan
i. Kyuu : Sembilan
j. Juu : sepuluh
3. Pukulan :
Chudan Zuki : pukulan ke arah ulu hati (suigetsu)
Uraken Zuki : pukulan ke arah pelipis
Furi Zuki : pukulan dengan senjata hiraken (pukulan melingkar)
Kagi Zuki : pukulan ke arah san mai (ulu hati)/pukulan pendek
Kumade Zuki : pukulan ke arah dagu dengan tapak beruang
Hiji Ate Zuki : pukulan dengan siku (shita, yoko, ushiro)
Wanto Uchi : pukulan dengan senjata naiwanto
Shuto Uchi : pukulan dengan senjata shuto
Shuto Kiri : pukulan ke arah leher lawan
Me Uchi : kepretan ke arah mata untuk merusak konsentrasi lawan
Torite Zuki : pukulan arah mata (saat menyerang, jari-jari tangan membentuk paruh burung)
Geri Age : tendangan ke arah kepala
Ushiro Geri : tendangan ke arah belakang
Mawashi Geri : tendangan melingkar ke arah sanmae (tulang rusuk)
Shokuto Geri : tendangan dengan senjata shokuto
Kinteki Geri : tendangan ke arah kemaluan
Shita Uke : tangkisan ke arah bawah
Shoto Uke : tangkisan ke luar dengan lengan bagian luar
Uchi Uke : tangkisan ke dalam dengan lengan bagian dalam
Harai Uke : tangkisan dengan mengayun lengan ke luar
Chudan Zuki : pukulan ke arah ulu hati (suigetsu)
Uraken Zuki : pukulan ke arah pelipis
Furi Zuki : pukulan dengan senjata hiraken (pukulan melingkar)
Kagi Zuki : pukulan ke arah san mai (ulu hati)/pukulan pendek
Kumade Zuki : pukulan ke arah dagu dengan tapak beruang
Hiji Ate Zuki : pukulan dengan siku (shita, yoko, ushiro)
Wanto Uchi : pukulan dengan senjata naiwanto
Shuto Uchi : pukulan dengan senjata shuto
Shuto Kiri : pukulan ke arah leher lawan
Me Uchi : kepretan ke arah mata untuk merusak konsentrasi lawan
Torite Zuki : pukulan arah mata (saat menyerang, jari-jari tangan membentuk paruh burung)
Geri Age : tendangan ke arah kepala
Ushiro Geri : tendangan ke arah belakang
Mawashi Geri : tendangan melingkar ke arah sanmae (tulang rusuk)
Shokuto Geri : tendangan dengan senjata shokuto
Kinteki Geri : tendangan ke arah kemaluan
Shita Uke : tangkisan ke arah bawah
Shoto Uke : tangkisan ke luar dengan lengan bagian luar
Uchi Uke : tangkisan ke dalam dengan lengan bagian dalam
Harai Uke : tangkisan dengan mengayun lengan ke luar
4. Zazen : semedi atau mengatur pernapasan
5. Kesshu : posisi istirahat
6. Happo Moku Chinkon : konsentrasi penuh/pandangan lurus ke depan
7. Furiko : perpindahan berat badan (seperti gerakan anak lonceng)
8. Gassho Rei : memberi salam persaudaraan
9. Zomen : kuda-kuda dengan posisi kedua kaki dibuka
10. Kamae : kuda-kuda
11. Zuki : pukulan Jodan Zuki : pukulan ke arah kepala
12. Geri : tendangan Geri Komi : tendangan ke arah suigetsu (ulu hati)
13. Uke : tangkisan Uwa Uke : tangkisan ke arah atas
14. 大会 (Taikai) = Kejuaraan/turnamen
15. 合宿 (Gasshuku) = training camp
5. Kesshu : posisi istirahat
6. Happo Moku Chinkon : konsentrasi penuh/pandangan lurus ke depan
7. Furiko : perpindahan berat badan (seperti gerakan anak lonceng)
8. Gassho Rei : memberi salam persaudaraan
9. Zomen : kuda-kuda dengan posisi kedua kaki dibuka
10. Kamae : kuda-kuda
11. Zuki : pukulan Jodan Zuki : pukulan ke arah kepala
12. Geri : tendangan Geri Komi : tendangan ke arah suigetsu (ulu hati)
13. Uke : tangkisan Uwa Uke : tangkisan ke arah atas
14. 大会 (Taikai) = Kejuaraan/turnamen
15. 合宿 (Gasshuku) = training camp
"JANJI KENSHI“
*Kami berjanji : Akan tetap bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghormati atasan, tidak meremehkan bawahan, saling mengasihi dan saling menolong.
*Kami berjanji : Akan tunduk kepada Pimpinan, mengikuti latihan tanpa keraguan, sebagai insan yang murni.
*Kami berjanji : Akan mengamalkan Shorinji Kempo bagi masyarakat banyak, dan tidak hanya untuk kepentingan pribadi.
Demi Tanah Air, Demi Persaudaraan, Demi Kemanusiaan
"IKRAR KENSHI“
-Kami Putra dan Putri Indonesia : Pencinta Tanah Air, bertekad mempertinggi martabat bangsa.
-Kami Putra dan Putri Indonesia : Pembela kebenaran dan keadilan, berperikemanusiaan, bersopan santun, senantiasa mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara, di atas kepentingan pribadi.
Demi Tanah Air, Demi Persaudaraan, Demi Kemanusiaan.
-Kami Putra dan Putri Indonesia : Pencinta Tanah Air, bertekad mempertinggi martabat bangsa.
-Kami Putra dan Putri Indonesia : Pembela kebenaran dan keadilan, berperikemanusiaan, bersopan santun, senantiasa mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara, di atas kepentingan pribadi.
Demi Tanah Air, Demi Persaudaraan, Demi Kemanusiaan.
- HYMNE PERKEMI -
Di Wadah Perkemi Kita Berhimpun
Mengamalkan Kasih dan Kekuatan
Kokoh Tegarkan Diri Untuk Nusa dan Bangsa,
Demi Persaudaraan serta Kemanusiaan
Majulah Perkemi di Sluruh Persada
Demi Kejayaan Tanah Air Tercinta
Kasih dan Kekuatan, Kita Amalkan
dan Setia Bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa
Pencipta Lagu – Jan Frederick <> Penulis Lirik-Timbul Thomas Lubis / Ruddy B Manoppo
Produksi-PB PERKEMI & JFS Productions 2 0 0 4
Jumat, 19 Februari 2016
* Sejarah Kempo
Shorinji Kempo adalah salah satu seni beladiri yang berasal dari Jepang. Di Indonesia bisa disebut dengan Kempo saja. Shorinji Kempo diciptakan oleh Doshin So pada tahun 1947 sebagai sistem pelatihan dan pengembangan diri (行: gyo atau disiplin dalam bahasa Jepang). Kata Shorinji Kempo sendiri berasal dari kata sho = hutan, rin = bambu, ji = kuil, ken = aturan dan kempo bermakna "jalan hidup".
Metode latihannya berdasarkan pada filosofi "jiwa dan tubuh adalah sebuah kesatuan yang tak terpisahkan"(心身一如: shinshin ichinyo) dan "melatih tubuh dan jiwa" (拳禅一如: kenzen ichinyo). Dengan cara tersebut Shorinji Kempo mempunyai tiga manfaat yaitu: "pelatihan dan pertahanan diri"(護身錬鍛: goshin rentan), "pelatihan mental" (精神修養: seishin shuyo) dan "meningkatkan kesehatan"(健康増進: kenko zoshin).
Menurut tradisi, yang membawa teknik-teknik bertarung (kempo India, tenjiku nara no kaku, atau ekkin gyo) adalah Bodhidharma (leluhur zen) ke China 1500 tahun yang lalu setelah ia meninggalkan India untuk menyalurkan pelajaran sejarah Buddha yang benar dan mengakhiri perjalanannya di Kuil Shaolin Songshan, yang kini dikenal sebagai provinsi Hainan. Kemudian teknik-teknik ini melahirkan beragam seni beladiri yang tersebar ke seluruh daratan China.
Pada tahun 1928, Kaiso melakukan perjalanan ke Cina dengan tujuan yang kuat, dan ia mempelajari teknik-teknik esoterik dari berbagai guru yang ia temui sehubungan dengan ”pekerjaannya yang tidak biasa”.
Metode latihannya berdasarkan pada filosofi "jiwa dan tubuh adalah sebuah kesatuan yang tak terpisahkan"(心身一如: shinshin ichinyo) dan "melatih tubuh dan jiwa" (拳禅一如: kenzen ichinyo). Dengan cara tersebut Shorinji Kempo mempunyai tiga manfaat yaitu: "pelatihan dan pertahanan diri"(護身錬鍛: goshin rentan), "pelatihan mental" (精神修養: seishin shuyo) dan "meningkatkan kesehatan"(健康増進: kenko zoshin).
Menurut tradisi, yang membawa teknik-teknik bertarung (kempo India, tenjiku nara no kaku, atau ekkin gyo) adalah Bodhidharma (leluhur zen) ke China 1500 tahun yang lalu setelah ia meninggalkan India untuk menyalurkan pelajaran sejarah Buddha yang benar dan mengakhiri perjalanannya di Kuil Shaolin Songshan, yang kini dikenal sebagai provinsi Hainan. Kemudian teknik-teknik ini melahirkan beragam seni beladiri yang tersebar ke seluruh daratan China.
Pada tahun 1928, Kaiso melakukan perjalanan ke Cina dengan tujuan yang kuat, dan ia mempelajari teknik-teknik esoterik dari berbagai guru yang ia temui sehubungan dengan ”pekerjaannya yang tidak biasa”.
Doshin So (pencipta Shorinji Kempo)
Shorinji Kempo setelah Perang Dunia II
Pada tahun 1945, dalam keadaan perang di daerah timur laut Cina, Kaiso menyaksikan realita politik internasional yang keras dimana kepentingan-kepentingan negara dan ras mengambil tempat utama, dan hanya yang kuat yang benar. Ditengah situasi ini, Kaiso menyadari bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi sangat dipengaruhi oleh karakter dan cara berpikir orang-orang yang memiliki pengaruh. Kaiso menyatakan realita ini sebagai ”Manusianya, manusianya, manusianya - segala sesuatu tergantung pada sifat-sifat orangnya”. Ia memperhatikan bahwa “apabila masyarakat diatur oleh orang-orang, maka kedamaian sesungguhnya hanya dapat datang dari pengembangan rasa kasih sayang, keberanian dan rasa keadilan dalam diri sebanyak mungkin orang.” Kemudian Ia memutuskan “mengumpulkan anak-anak muda dengan tujuan yang baik, untuk menerangkan sikap ini kepada mereka, dan menarik pengertian mereka kurang rasa keadilan, menanamkan kepercayaan diri, keberanian dan semangat mereka, serta mendidik orang-orang yang ingin berjuang untuk kebangkitan tanah airnya.
Kembali dari Cina, Kaiso mendapatkan kacaunya Jepang karena kekalahan. Nilai moralitas dan kemanusiaan telah hilang, dan masyarakat Jepang saling bermusuhan karena ketidakadilan dan kekerasan yang dilakukan secara terbuka di mata umum. Dalam masyarakatnya ini, mayoritas besar anak-anak muda dan dewasa tidak memiliki harapan akan masa depan dan mengisi hidup dari hari ke hari saja, seperti gembala yang kebingungan. Menanggapi hal ini, Kaiso mememerintahkan dan menyusun teknik teknik yang telah ia pelajari selama berada di Cina, dengan menerapkan sentuhan kreasinya sendiri untuk membuat suatu sistem teknik yang baru yang dapat dinikmati para individu untuk dipelajari. Ia mengubah rumahnya menjadi tempat latihan, dan mengajarkan teknik-teknik serta kata-kata nasehat mengenai pandangan hidupnya dan mengenai dunia. Demikianlah pengembangan individu dimulai melalui teknik-teknik bela diri Dengan bertujuan memperbaiki individu secara fisik dan mental dan mengubah masyarakat melalui cara yang damai. Kaiso menemukan Shorinji Kempo dengan tujuan mengembangkan individu, serta mewujudkan masyarakat yang damai baik secara materi dan spiritual.
Pada bulan Oktober 1947, di kampung halamannya di Tadotsu, daerah Kagawa, Kaiso mengatur dan menyusun teknik-teknik yang ia pelajari selama berada di Cina, yang ditambah dengan sentuhan kreatifnya sendiri, dan dengan menamakan sistem tersebut Shorinji Kempo . Tahun berikutnya, Kaiso secara bersamaan membentukNippon Hoppa Shorinji Kempo Kai dan Komanji Kyodan, dan pada bulan Desember 1951, ia membentuk Kongo Zen Sohonzan Shorinji. Pada tahun 1956, Kaiso membentuk Nihon Shorinji Bugei Semmon Gakko (Akademi Budo Shorinji Jepang), dan pada tahun 1957, Zen Nihon Shorinji Kempo Remmei (Federasi Shorinji Kempo Jepang). Kemudian, pada tahun 1963, ia membentuk organisasi Shadan Hojin Nihon Shorinji Kempo Remmei (Yayasan Federasi Shorinji Kempo Jepang), yang secara khusus menerapkan usaha untuk pelatihan bagi orang-orang muda.
Pada tahun 1980, Kaiso setelah menghabiskan 33 tahun sejak menciptakan Shorinji Kempo mengajak sejumlah besar anak-anak muda untuk menguatkan tubuh dan pikiran melalui pendekatan ken zen ichinyo dalam latihan. Namun, pada tangga 12 Mei 1980, Kaiso meninggal dunia karena serangan jantung.
Kini, berkat Shike Doshin So II, Yuuki So yang mengemban misi Kaiso, Shorinji Kempo tetap berkembang.
Didirikannya Shorinji Kempo
Kaiso memperhatikan bahwa dalam semua ilmu bela diri yang telah dipelajarinya, ada tiga unsur gerakan mendasar — gerakan berputar, lurus dan melambung — dan berdasarkan penggabungan unsur-unsur inii ada 10 metode; metode halus (ju ho): yakni menunduk, melempar, memutar, menekan, mencekik dan membungkuk; serta metode keras (go ho) memukul, menyerang, menendang dan memotong. Kemudian ia menganalisa dan menyusun gerakan ini dengan prinsip fisik dan fisiologi. Kaiso bermaksud membuat metoda untuk melatih tubuh dan pikiran secara bersamaan sebagai inti bela diri. Latihan fisik, pendidikan jasmani, dan selanjutnya membantu menyempurnakan karakter seseorang. Oleh karenanya, ia menggunakan peraturan latihan yang mudah yang dilukiskan pada dinding byaku-eden di Kuil Shaolin dan menyusunnya kembali ke dalam bentuk yang sesuai dengan masanya. Kemudian ditambah pengalaman bertempur yang berharga yang diperolehnya selama masa perang, memasukkan elemen ciptaannya sendiri, dan terbentuklah Shorinji Kempo.Nama Shorinji Kempo
Nama Shorinji Kempo timbul dari kenyataan bahwa suhu Kaiso, Tai Zong Wen, biarawan Kuil Shaolin, menyalurkan warisan Giwamon ken(義和門拳) kepada Kaiso di Kuil Shaolin. Kaiso ingin melanjutkan nama Shorinji dan kaitan-kaitannya dengan suhu penemu Zen- Boddhidharma serta menghormati pembentukan kembali latihan teknik bela diri sebagai gyo. Sejak zaman dahulu di Cina dan Jepang, seni bela diri yang mekar di Kuil Shaolin Songshan di Propinsi Hainan Cina telah dikenal sebagai seni bela diri Shaolin (shorin bujutsu), di antara gaya-gaya tanpa senjata ini dikenal sebagai Pukulan Shaolin (shorin ken) atau Seni Pukulan Shaolin (shorin Kenjutsu). Sebaliknya,”Shorinji Kempo” merupakan versi bela diri baru sejak pasca perang Jepang. Ia dibentuk oleh Kaiso berdasarkan teknik-teknik yang ia pelajari pada masa mudanya, kemudian disusun kembali sesuai dengan masa sekarang dan dikembangkan dengan unsur-unsur ciptaannya sendiri.
Dogi
KOLOMO-HOGI-SHORINJI-KEMPO
Pakaian atau seragam yang digunakan saat berlatih Shorinji Kempo
Falsafah Shorinji Kempo
Karena seni bela diri kempo waktu itu menjadi bagian dari latihan bagi para calon bhiksu, dengan sendirinya ilmu itu harus mempunyai dasar falsafah yang kuat. Dengan dilandasi agama Budha, yaitu tidak boleh membunuh dan menyakiti, maka semua kenshi (pemain Kempo) dilarang menyerang terlebih dahulu sebelum diserang. Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa "perangilah dirimu sendiri sebelum memerangi orang lain". Berdasarkan doktrin ini mempengaruhi pula susunan beladiri ini, sehingga gerakan teknik selalu dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru kemudian membalas. Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan serangan lawan.“ | Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan. Kekuatan tanpa kasih sayang adalah kezaliman. | ” |
– Doktrin Shorinji Kempo |
Bentuk yang pertama dikenal sebagai Juho dan yang berikutnya sebagai Goho. Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik Goho (keras) dan Juho (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan kuncian.
Lambang Shorinji Kempo
Manji telah digunakan untuk tanda Shorinji Kempo seperti yang digunakan dalam Buddhisme selama berabad-abad. Manji memiliki dua arti yang menjadi satu kesatuan yaitu kasih sayang (menghadap-kiri) dan kekuatan (menghadap-kanan) yang melambangkan ajaran Kongo-zen.Namun, penyebaran Shorinji Kempo melalui World Shorinji Kempo Organization (WSKO), itu menjadi penghalang besar untuk digunakan. Dalam hal ini, WSKO telah menggunakan surat 拳 (ken) di pusat Tate-Manji (Manji dijaga oleh perisai) pada lambang atau menggunakan Nagare-Manji yang berarti bulat Manji.
Pada tahun 2005, Shorinji Kempo Group menggunakan tanda baru sebagai simbol baru Shorinji Kempo di seluruh dunia, sebagai satu kesatuan.
Tanda baru ini disebut so-en (lingkaran ganda) dan dikatakan bahwa ini adalah bentuk ekstrim dari sepasang Manji. Tanda so-en dikelola dan haknya dilindungi oleh Shorinji Kempo Grup.
Sejarah Shorinji Kempo di Indonesia
Sejak akhir tahun 1959, pemerintah Jepang menerima mahasiwa dan pemuda Indonesia untuk belajar dan latihan sebagai salah satu bentuk pembayaran pampasan perang. Sejak itu secara bergelombang dari tahun ke tahun sampai tahun 1965, ratusan mahasiswa dan pemuda Indonesia mendapat kesempatan belajar di Jepang. Tidak sedikit di antara mereka itu memanfaatkan waktu senggang dan liburannya untuk belajar serta memperdalam seni beladiri seperti Karate, Judo, Ju Jit Su dan juga Kempo.Sepulangnya ke tanah air, mereka bukan saja memperoleh ijazah sesuai dengan bidang studinya tetapi juga memperoleh tambahan berupa penguasaan beberapa seni bela diri.
Pada tahun 1964, dalam suatu acara kesenian yang dipertunjukkan mahasiswa Indonesia untuk menyambut tamu-tamu dari tanah airnya, seorang pemuda yang bernama Utin Syahraz mendemonstrasikan Shorinji Kempo. Apa yang didemonstrasikannya itu menarik minat pemuda dan mahasiswa Indonesia lainnya, diantaranya Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita serta beberapa orang lainnya. Mereka lalu datang ke pusat Shorinji Kempo di kota Tadotsu untuk menimba langsung seni bela diri itu.
Untuk meneruskan warisan seni bela diri itu di Indonesia, ketiga pemuda tersebut yaitu Utin Sahras (almarhum), Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita, akhirnya membentuk suatu organisasi olah raga Shorinji Kempo, yang bernama PERKEMI (Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia) pada tanggal 2 Februari 1966.
Di Indonesia, Perkemi berada dibawah naungan KONI Pusat. Perkemi juga menjadi anggota penuh dari Organiasasi Federasi Shorinji Kempo se-Dunia atau WSKO (World Shorinji Kempo Organization), yang berpusat di kuil Shorinji Kempo di kota Tadotsu, Jepang.
Sejak tahun 1966 sampai tahun 1976, PB. PERKEMI mengadakan pemilihan pengurus setiap dua tahun sekali. Tapi sejak tahun 1976 sampai sekarang masa bakti pengurus berlangsung selama empat tahun.
Pada tahun 1970 diselenggarakan Kejuaraan Nasional Kempo yang pertama di Jakarta, dan pada tahun 1971 diadakan Kejuaraan Kempo antar Perguruan Tinggi yang pertama. Kempo mulai dipertandingkan sejak PON IX tahun 1977 di Jakarta.
Ginandjar Kartasasmita
Indra Kartasasmita
Utin Syaraz (almarhum)
Kamis, 18 Februari 2016
* Kejurda Antar Pelajar Se-Aceh di Banda Aceh
Kejurda Antar Pelajar Se-Aceh yang di selenggarakan oleh Perkemi Aceh Besar di GOR KONI Banda Aceh dari tanggal 19 - 20 Desember 2015.
Kenshi Lhokseumawe berhasil meraih 1 emas dan 2 perunggu.
- Untuk emas di raih oleh : Kenshi Khairat-Nabil (Embu pasangan putra).
- Untuk Perunggu di raih oleh : Kenshi Adam Maula, Ipan, Qiyar dan Adam Albi (Embu beregu putra)
dan Kenshi Ria dan Wina (Embu pasangan putri).
Selamat dan sukses
Insya Allah Perkemi Lhokseumawe makin maju
Aamiin.....
Insya Allah Perkemi Lhokseumawe makin maju
Aamiin.....
* Kejuaraan Kempo Piala Rektor Umuslim - Bireuen
Kejuaraan Shorinji Kempo pemula, pelajar dan dewasa memperebutkan Piala Rektor Universitas Almuslim (Umuslim) Open Tahun 2015, selama dua hari di Gedung Olahraga (GOR) Geulumpang Payong, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen sukses digelar. Dari 26 kontingen dengan 300 kenshi, diadakan pada Tanggal 12 - 14 Juni 2015.
Kontingen Kabupaten Langkat Sumatera Utara sukses menjadi juara umum setelah berhasil meraup sembilan emas, lima perak, dan tiga perunggu. Posisi ranner-up direbut kontingen Kemang, Jakarta Selatan, dengan meraih enam emas, dua perak dan lima perunggu.Kontingen Kota Medan meraih posisi ketiga dengan memporoleh empat emas, tiga perak serta lima perunggu.
Kenshi-kenshi Lhokseumawe berhasil menduduki peringakt ke-4 dengan perolehan tiga emas, satu perak dan tiga perunggu.
SELAMAT DAN SUKSES
INSYA ALLAH AKAN TERUS BERJAYA PERKEMI KOTA LHOKSEUMAWE
Aamiin....
INSYA ALLAH AKAN TERUS BERJAYA PERKEMI KOTA LHOKSEUMAWE
Aamiin....
Rabu, 17 Februari 2016
PERKEMI KOTA LHOKEUMAWE
Assalamualaikum wr.wb
لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُl
Osu...
Salam Persaudaraan


Senpai One Senpai Abot
Senpai Murray
Senpai Beihab
Senpai Fajril Senpai K-Pok Senpai M.Nur
Senpai Wirna



Senpai Wanda
Senpai Ling
Menjadikan shorinji Kempo sebagai wadah pengembangan diri baik mental, fisik, dan pola pikir organisasi baik dalam bentuk Dojo.
Misi :
•Memberikan pelatihan fisik, mental dan organisasi yang terstruktur bagi anggota (kenshi) dojo sorinji kempo
•Menjadikan kenshi shorinji kempo berkompetensi baik di latihan maupun organisasi
•Menanamkan jiwa kepemimpinan kenshi baik di dojo maupun di masyarakat
•Memberikan pelatihan fisik, mental dan organisasi yang terstruktur bagi anggota (kenshi) dojo sorinji kempo
•Menjadikan kenshi shorinji kempo berkompetensi baik di latihan maupun organisasi
•Menanamkan jiwa kepemimpinan kenshi baik di dojo maupun di masyarakat
•Mencetak Prestasi untuk mengharumkan nama Kota Lhokseumawe khususnya dan Aceh pada umumnya.
Kegiatan Shorinji Kempo Kota Lhokseumawe :
1. Latihan rutin :
Kantor PU Lhokseumawe
Minggu jam 08.30 – 11.15 WIB
Senin jam 20.00 – 22.45 WIB
Rabu jam 20.00 - 22.45 WIB
Sabtu jam 16.30 - 17.45 WIB
2. Latihan Alam/Fisik/Gym-Fitnes
3. Ujian kenaikan tingkat
4. Pelatihan pengembangan diri dan karakter :
• Pelatihan organisasi
• Pelatihan kepemimpinan
• Penanaman jiwa Busidho (kesatria)
Kenshi Putri Kenshi Adam Maula - Adam Albi


Kenshi Adam Maula,Adam Albi,Qiyar,Ipan
Kenshi Silvi - Febri
Alamat :
- 108 PERKEMI Pengcab Lhokseumawe Jl. Samudera Lr. Melati No. 6 Kp. Jawa Lama – Lhokseumwe
- 10801 Lhokseumawe PLN Lhokseumawe
(kode asal 01.02.04)
Admin : ____Pak_Cek
Langganan:
Postingan (Atom)